Wanita Yakuza Jepang

Wanita Wanita Yakuza

Yakuza Jepang

Yakuza atau dalam bahasa jepang “Gokudo” merupakan sekolompok organisasi dari jepang yang sudah ada pada tahun 1912. Saat itu Gangster Kriminal Jepang pertama kali di pimpin oleh Shogun Kasai selama 15 tahun lalu jatuh ke tangan Shogun Tokugawa yang dimana ia memiliki sifat  keserakahan dan sifat yang kejam yang menjadikan dirinya dikenal sebagai Panglima Angkatan Senjata.

Dengan berganti nya Pemimpin Yakuza membuat para pengikut dari Kasai harus menuruti segala kemauan Tokugawa yang merupakan pemimpin baru mereka, dan sebagai pemimpin yang kejam para anggota mereka juga harus ikut serta dengan apa yang ia lakukan.

Jika ada salah satu anggota dari Yakuza yang berkhianat atau keluar dari geng ini maka resiko yang di dapat akan sangat berat bahkan sampai kematian akan di dapatkan, Dan dari beberapa sumber jepang telah di rangkum rata-rata pengikut dari Yakuza memiliki tato yang menjadikan simbol kesetiaan mereka.

Wanita Yakuza Jepang

Sebagai Anggota yang terkenal di jepang ternyata para pengikut dari Yakuza tidak hanya laki-laki saja namun wanita juga ikut serta dalam aksi kriminal yang mereka lakukan selama ini.

Walupun demikian ternyata wanita yang di rekrut oleh Yakuza tidak sembarangan mereka harus memiliki wajah cantik untuk bergabung dengan yakuza namun hanya ada satu nama dari wanita yang berani membocorkan aksi geng Yakuza. Siapakah wanita tersebut? Silakan simak dibawah ini.

Shoko Tendo

Shoko Tendo merupakan salah satu anggota sekaligus anak dari pemimpin Yakuza di tahun 1990 dan telah pensiun serta menuliskan sebuah buku yang bercerita Biografi dirinya saat bergabung dengan Geng Kriminal Jepang tersebut.

Shoko mengungkapkan bahwa dirinya menghabiskan masa mudanya untuk Narkoba, Judi, kekerasan dan Seks. dan dari kejadiaan yang ia lakukan tersebut ia mendapatkan sejumlah bekas luka serta patah tulang di sekujur tubuhnya. Meskipun dirinya telah Operasi plastik namun itu tidak membuat kesehatannya membaik.

Sepanjang hidupnya ia berkerja sebagai anak buah Yakuza dan terlibat dalam Prostitusi, Narkoba, Penipuan, dan Pembunuhan.

Bukan hanya itu saja ia juga memiliki Tato di sekujur tubuhnya yang merupakan ciri khas dari Yakuza, Tato dari dirinya tidak lain adalah gambar Naga, Bunga Phonix dan Pelacur yang sedang telanjang.

Shoko Tendo juga dikenal sebagai salah satu wanita pemberani yang telah mempublikasikan aib dan kejahatan yang selama ini dilakukan oleh Yakuza di jepang.

Jepang Akan Ikut Ambil Bagian Juga

Berdasarkan beberapa kejadian yang kurang bersahabat dari negara USA atau Amerika baru baru ini telah membuat beberapa pihak yang juga masih dalam luang lingkup tentang masalah yang berhubungan dengan kejadian tersebut untuk ikut ambil bagian juga.

Agensi keamanan dari negara USA sebelumnya secara resmi menyatakan agar hati hati dalam menggunakan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan Huawei dan juga ZTE, sebab dikhawatirkan akan terjadi kebocoran informasi yang dapat dilakukan dengan menumpang sarana melalui perangkat maupun teknologi dari dua perusahaan yang berasal dari negara China tersebut.

Beberapa waktu yang lalu anak dari CEO Huawei telah ditangkap di bandara Amerika serikat yang diduga telah menyalahi aturan bisnis yang sebelumnya telah disepakati oleh perusahaan Huawei. Dan setelah kabar tertangkapnya tersebut maka pihak negara lain seperti Jepang pun saat ini sudah mulai ikut merespon keadaan tersebut.

Dengan berdasarkan kejadian scandal penangkapan tersebut telah membuat pihak jepang untuk berencana akan membatalkan kerja sama yang berhubungan dengan penggunaan teknologi jaringan 5G terbaru nantinya. Sebelumnya pihak jepang akan menggunakan perangkat dari teknologi jaringan milik Huawei dan juga ZTE, namun mereka telah berencana untuk membatalkan perjanjian kerjasama tersebut.

Persaingan bisnis saat ini semakin ketat dan juga menjadi lebih sulit dari sebelumnya bagi perusahaan perusahaan yang berasal dari negara China. Jika alasan keamanan ini dibuat oleh pihak negara Amerika hanya untuk membendung perluasan bisnis dari perusahaan yang berasal dari negara China tersebut, maka pemenang bisnis ponsel nantinya bisa dipegang oleh negara barat kembali.